bYgtU607MamAfUSJI7TW8JHZDEY

Wednesday, August 14, 2013

Strategi dan Trik promosi Bisnis di Internet



VIRAL MARKETING
Apa Gerangan Viral eMarketing?
       Sebenarnya kata 'viral' erat hubungannya dengan virus. Anda tahu khan
virus dalam hal perkembangbiakannya yg begitu cepat!, Bayangkan kalau Anda
dapat mengimplementasikan strategi pemasaran bergaya virus di internet, maka
banyak orang akan dengan cepat mengetahui bisnis anda.
      
 Inti dari "viral marketing" adalah strategi pemasaran yg dapat menyebabkan
orang-orang membicarakan bisnis Anda di kalangan sosialisasi teman-teman
mereka. Dalam dunia pemasaran offline, ini adalah semacam 'public relations' atau
'network marketing', yaitu memanfaatkan asosiasi atau jaringan teman-teman untuk
menyebarkan pesan pemasaran tentang bisnis anda.
       
Dalam dunia internet, 'viral marketing' juga sama, yaitu memanfaatkan
jaringan teman-teman sejawat yg mereka kenal untuk menyebarkan pesan-pesan
pemasaran ttg bisnis online Anda, dan itu sangat ampuh karena menurut para
sosiolog, bahwa umumnya satu (1) orang memiliki teman-teman dekat dan sering
bergaul sebanyak 7 s/d 10 orang.
      
 Maka Anda bisa bayangkan jika masing-masing juga memiliki 7 s/d 10
jaringan teman-teman! Pesan-pesan pemasaran Anda akan menyebar secepat virus.
Dan ini memanfaatkan kemampuan 'klik' dari mouse, karena itu disebut juga sbg
"mouse click marketing” atau “word of mouth marketing”.
 
Lahirnya VIRAL MARKETING
 
Dunia semakin sesak!
       Dunia sudah demikian sesak, iklan memenuhi seluruh tempat yang ada di
dunia ini, kemanapun mata kita melihat iklan ada disana.
       
Ketika kita berangkat ke kantor, semua sudut jalan penuh dengan billboard,
jembatan penyeberangan penuh dengan iklan mobil baru, bus bus lalu lalang dengan
senyum gigi cemerlang, taxi melaju ditunggangi neon sign bertuliskan nama asuransi
jiwa, pohon pohon dipenuhi iklan obat batuk, spanduk villa dan perumahan
memenuhi langit biru, dinding dan pilar penuh sesak dengan poster, gerobak
sampah yang sedang mangkal dibungkus dengan iklan minuman energi, kios rokok
berwarna merah dengan seorang koboi sedang tersenyum, artis setengah bugil
sambil memegang tas kulit menatap tajam.
       
Ketika kita masuk ke gerbang toll, ketika kartu toll kita raih logo sebuah bank
hadir disana, ketika kita sampai di gedung perkantoran marka parkir penuh dengan
sisipan brosur catering, ketika kita masuk ke lift dindingnya dipenuhi dengan kertas
penawaran apartemen, dan ketika kita bergegas ke kamar kecil, kita berdiri
menghadap uriner dengan iklan pewangi ruangan, kalaupun kita lari dan masuk ke
kamar mandinya, dibalik pintu sudah menunggu iklan pembalut wanita.

Begitu kita masuk ke ruang kantor, kita disergap dengan iklan kopi instan
atau coffe maker, mouse pad yang akan digunakan berlogokan tilpun genggam,
belum sempat kita bekerja sebuah tilpun masuk dan menawarkan keanggotaan
sebuah hotel berbintang, begitu tilpun kita tutup sinyal sms masuk menawarkan
tiket konser piano, email yang kita buka dipenuhi dengan penawaran kunjungan
sebuah online store.
        
Sebelum waktu makan tiba kita disodori brosur makanan cepat saji, kalaupun
kita menolaknya dan memilih pergi ke sebuah food court, iklan memenuhi seluruh
penjuru, di lantai, di rak rak barang, di kereta belanja, baju petugas, topi petugas,
dasi yang mereka kenakan, gelas dan piring tempat kita makan, bahkan di langit –
langit ruangan.
        
Sore hari setelah pulang ke rumah, ketika kita menonton TV, iklan demi iklan
hadir memenuhi semua acara, bukan hanya di waktu tayang iklan yang memutus
tontonan asyik kita, iklan juga muncul di sudut kiri atas, sudut kanan atas, dibawah
maupun di atas, ketika tontonan kita sedang seru, iklan muncul menutup teks yang
ingin kit abaca.
     
 Ketika artis pujaan kita sedang mengendarai mobil, sorot kamera mengarah
ke merek mobil yang dipakainya, lalu menyapu kebawah memperlihatkan sepatu apa
yang dikenakan, tas apa yang disandangnya, kadang merek baju dan kaos
ditampilkan dengan mencolok ketika artis kita menjalankan actingnya.
        
Di film itu, ketika artis kita sedang memadu cinta dalam kisah asmara mereka
kamera menyorot ke café mana artis itu makan, di hotel apa mereka menginap,
minuman apa yang mereka minum, roti apa ang mereka kunyah, kartu kredit apa
yang mereka gunakan. Film dan sinetron bukan hanya menjual iklan dalam slot
iklan, tetapi iklan sudah berjubel memenuhi semua cerita yang ada.
       
Ketika team Thomas Cup kita berlaga, iklan muncul melalui pemberitahuan
skor pertandingan, iklan juga hadir melalui kaos yang dipakai pemain, raket yang
mereka gunakan, karet pergelangan tangan mereka tercantum iklan, bahkan ikat
kepala pemain Malaysia berisi iklan.
Kemanapun kita lari, kemanapun kita bersembunyi, iklan selalu hadir .
        
Lima belas tahun yang lalu atau lebih, kita hanya memiliki satu saluran
televisi dan beberapa saluran radio, kita menonton acara yang sama, kita bisa
bergunjing topik tontonan yang sama.
      
Tokoh idola kita sama, demikian juga dengan iklan yang kita lihat sama,
namun kini saya tidak bisa lagi mengingat acara apa ada di saluran tivi mana jam
berapa karena begitu banyak pilihan.
       
Ketika teman saya bilang ada iklan minuman energi lokal yang menggunakan
bintang bola internasional, saya tidak pernah melihatnya. Ketika teman saya bilang
ada iklan shampo yang porno karena handuknya melorot, saya tidak pernah bisa ikut
menikmatinya.
 
Dahulu kita hidup di tanah tanah pertanian dan perkebunan, sampai kemudian

Amerika menerjang dengan mesin uap dan industrisasi segala produk, pabrik
dibangun di kota kota, manusia berduyun duyun masuk kota, jalan jalan dibangun
dan dipenuhi dengan mobil mobil beraneka warna, kemacetan menjadi jadi.
       
Produk demi produk diciptakan, merek demi merek diciptakan, Marketer
semakin kalap, setiap tahun diluncurkan lebih dari 20.000 merek baru kedalam otak
kita yang sudah penuh dengan segala macam merek.
      
Lebih dari 95% produk baru yang diluncurkan mati tenggelam dalam hinggar
bingar pertempuran merek di pasar, kompetisi demikian ketat dan buas.
       
Namun Marketer dan Biro iklan tidak peduli, kita dibombardir dengan segala
macam iklan, dari yang sopan dengan pemandangan indah, sampai yang seronok
menggoda iman atau drakula dengan taringnya menyelinap dalam kegelapan sambil
berteriak seperti badut.
       
Dulu gambar sampul majalah tampil dengan anggun, kini mereka terpaksa
tampil dengan binal agar bisa menarik mata kita untuk melirik, semua pojok dunia
penuh terisi, semua suara dipergunakan untuk iklan, semua waktu kita disita demi
iklan.
       
Namun rumus rumus pemasaran tetap sama, mereka menggali segmentasi
dan positioning dengan setajam mungkin, mulai dari shampo bayi, shampo anak,
shampo laki-laki, shampo wangi, shampo kakek nenek, shampo herbal, shampo
artis, shampo ketombe, shampo penghitam, shampo penguat, shampo rambut
berminyak, shampo rambut tipis, shampo dengan vitamin, shampo dengan segala
macam istilah yang sulit dimengerti, dan ribuan lainnya.
       
Jutaan bahkan Milyar rupiah dituangkan menjadi gambar, menjadi suara,
menjadi kertas, menjadi rayuan memohon belas kasih dari kita para konsumen agar
bersedia memakai produk mereka.
         
Acara demi acara dibuat, mulai dari kuis, undian, kunjungan ke pasar,
kunjungan kejutan ke rumah, pembagian sample di bioskop, coba cicip di kereta api,
cuci rambut gratis di pesawat terbang, anak anak sekolah diundang ke pabrik, lomba
gigi cemerlang, kita dikejar kejar di Mall agar mau meraba halusnya kulit lengan
gadis yang menggunakan pelembab mereka, kita bisa menikmati pijat gratis kursi
pijat listrik agar tertarik membeli produk mereka.
      
Puluhan juta, bahkan ratusan milyar rupiah terus dicurahkan dari hari ke hari
dalam pertemuan sengit ini.
       
Semakin sengit pertempuran tersebut malah membuat kita semakin malas
mengganti produk yang sudah rutin kita pakai, kita sudah malas mengganti merek
pasta gigi, kita malas mencoba mie instan lain, kita sudah percaya merek tivi yang
sudah kita pakai bertahun tahun, kita tidak mau pindah asuransi mobil kita, kita
tetapmemakaibankyangsamauntuktabungankita.
 
Toh produk produk itu sebenarnya mirip satu sama lain, perbedaan yang ada
nyaris tidak berarti, jadi buat apa kita pindah merek ke merek baru tersebut.
       
Marketer dan Biro iklan yang menerima dana promosi sangat dashyat dari
produsen semakin kalap, semakin banyak yang tumbang dalam kerugian yang luar
biasa,biayarisetkalahbiladibandingkandenganbiayaiklan.
        
Seminar peluncuran produk baru di Hawai mengundang semua tokoh media,
disajikan tontonan artis manca negara yang aduhai, bahkan kalau perlu disuguhi
pertandingan sepak bola juara eropa lawan juara afrika, hadirkan sekalian bintang
basket seluruh dunia.
       
Kekalapan Marketer semakin menjadi jadi, bila sebelumnya hanya becak dan
gerobak rokok yang di cap warna merah bergambar koboi, kini pasar di cat orange
bergambar ayam jago untuk mengingatkan kita pada bumbu masak merek tertentu.
Kota kota sepanjang pesisir pantai di cat warna biru agar kita ingat dengan rokok
tersebut, entah kapan mungkin akan tiba gilirannya semua pulau dan benua di cat
dengan warna kuning agar kita ingat merek minuman energi yang baru diluncurkan.
      
Ketika era informasi datang, marketer seolah mendapatkan dunia baru, dunia
dengan populasi 5 milyar manusia yang harus dikejar dengan sepenuh tenaga.
      
Website dipenuhi dengan banner-banner iklan, email penawaran semakin hari
semakinbanyak,spammenjadisajianinboxkitasetiaphari.
      
Segmentation semakin hari semakin tajam, dunia dipecah - pecah menjadi
kotakkotakkecil,semakinkecil,kecil,kecil.
     
Sampai akhirnya muncul yang namanya One-to-One Marketing, sebuah
upaya pendekatan orang demi orang, tailor-made marketing activity.
      
Pendekatan dilakukan agar orang asing menjadi teman, lalu merubah teman
menjadi konsumen dan akhirnya konsumen itu dibuat menjadi bagian dari anggota
marketing.
       
Tentu saja siapa yang mau menjadi tenaga marketing sebuah perusahaan
kalau dia tidak menerima manfaat atau keuntungan dari aktifitas dia sebagai tenaga
marketing.
       
Saat itulah muncul yang dinamakan viral marketing, menularkan kebiasaan
terhadap sebuah produk atau jasa, dari seorang kepada orang berikutnya.

Orang asing menjadi teman, teman menjadi konsumen, konsumen menjadi
tenaga marketing dan mereka semua harus menerima manfaat dan keuntungan dari
aktifitas itu.
      
Produk atau jasa harus bagus, sehingga seorang teman tidak risi ketika
merekomendasikanprodukataujasatersebutkepadatemannya.
     
 Harga harus bersaing agar seorang tenaga marketer tidak merasa menjadi
calo ketika merekomendasikan sebuah produk atau jasa kepada temannya.
       
Tentu saja setiap orang sibuk dengan kegiatan mereka sehari - hari, jadi
tidak banyak lagi orang mau menjajakan produk seperti seorang salesman keliling
yang mengetuk pintu demi pintu, bergerak dari meja ke meja menjual produk agar
bisa mencapai target penjualan.
       
Membantu memasarkan sebuah produk, artinya jelas tidak mengharuskan
orang yang membantu itu membayar, orang yang dibantulah yang seharusnya
membayar, bukan yang membantu yang membayar, jadi semua yang namanya
iuran keanggotaan, membership fee, uang pendaftaran dan semua istilah lainnya
akandihindariolehparakonsumendanmarketerini.
       
Mereka juga tidak lagi menginginkan secuil komisi dari hasil penjualan demi
penjualan, mereka ingin meraih penghasilan yang memadai, merekalah yang
membuka jalan, jadi kalau produk / jasa itu sukses, tentu mereka ingin menikmati
kesuksesantersebut,bukancumasecuilkomisiataspenjualan.
      
Sekali dia membuka jalan sebagai seorang marketer, tentu dia ingin
menikmatinya hasilnya terus menerus, dan bila 'bola salju' pemasaran tsb bergulir,
maka konsumen sekaligus marketer itu ingin juga menikmati 'guliran' bola itu
dengannya.
      
Bila selama ini media iklan seperti radio, majalah, televisi, koran menikmati
anggaran iklan yang luar biasa besar, mengapa konsumen yang menjelma menjadi
marketer “tidak boleh”?
      
Bila selama ini bintang film dan bintang olahraga menikmati kontrak iklan
yang aduhai, mengapa kini konsumen merangkap marketer tidak boleh ikut
menikmati jutaan, milyaran bahkan mungkin trilyun anggaran iklan tersebut?
        
Teknologi informasi dengan perkembangan komputer kini memungkinkan itu
terjadi, viral marketing kini menjadi trend yang mengagumkan, secara bertahap
mulaimemberikankeuntunganbagisangkonsumen.
Bila saat ini Anda adalah seorang produsen, pertimbangkanlah strategi viral
marketingdisampingkegiataniklanandabiasanya.
 
Bila saat ini anda adalah seorang konsumen, mengapa tidak mencoba
menjadi seorang konsumen yang sekaligus merangkap seorang marketer?
       Asah kemampuan anda sekarang juga, sebelum produk - produk baru
membanjiri hidup kita dengan viral marketing, karena saat itu tidak akan lama lagi,
dunia sudah muak dan penuh sesak dengan segala bentuk iklan.

Cara kerja viral marketing
      Viral marketing seperti virus yang dapat menyebar kemana-mana, begitupun
promosi bisnis anda dapat menyebar dalam waktu singkat, tanpa memerlukan usaha
promosi pemasaran yang terlalu besar. Media dan objek yang digunakan oleh
pemasaran konsep ini bervariasi.
 
Seberapa besar kekuatan viral marketing untuk bisnis anda?
      Satu-satunya kekuatan yang dimiliki viral marketing adalah kemampuannya
untuk menduplikasikan kegiatan promosi bisnis ke seluruh penjuru Internet. Jika
anda menggunakan konsep viral, percikkan sedikit usaha promosi, maka selanjutnya
promosi anda akan berkembang biak, menyebar dengan sendirinya

5 faktor penting viral marketing
      Jika anda ingin menggunakan konsep viral marketing sebagai strategi
promosi, ada lima factor esensial yang harus dipenuhi, antara lain:
 
1. Anda membutuhkan pembawa pesan. Pembawa pesan yang bagus akan
   mampu mengebarkan informasi anda dengan mudah, cepat dan langsung
   menuju sejumlah besar prospek.
 
2. Anda membutuhkan mekanisme penyebaran yang benar. Mekanisme
   tersebut bisa berupa email, link, website, atau dari mulut ke mulut,
   tergantung dari sifat alami kampanye anda.
 
3. Anda harus menyediakan insentif yang menarik untuk sang pembawa
   pesan sebagai timbal balik atas kesediannya menyebarkan pesan anda.
 
4. Anda harus membuat pesan tersebut bisa disebarkan dengan semudah
   mungkin oleh sang pembawa.
 
5. Anda harus memiliki ruang untuk penyebaran pesan anda. Misalnya:
   komunitas, group, atau jaringan yang memungkinkan pesan viral anda
   menyebar dengan cepat.
     
 Jika anda bisa memenuhi kelima factor tersebut diatas, maka pesan promosi
anda akan mudah dan cepat menyebar.

Strategi dan Trik promosi Bisnis di Internet Artikel Tentang Viral Marketing
Thanks sudah membaca dan Mudah Mudahan informasi nya bisa membantu anda.






2 comments:

  1. Did you realize there is a 12 word sentence you can communicate to your man... that will trigger deep emotions of love and instinctual appeal to you deep inside his heart?

    That's because hidden in these 12 words is a "secret signal" that fuels a man's impulse to love, look after and protect you with all his heart...

    12 Words Will Fuel A Man's Desire Response

    This impulse is so hardwired into a man's genetics that it will make him work harder than ever before to take care of you.

    Matter of fact, fueling this dominant impulse is absolutely essential to having the best possible relationship with your man that the instance you send your man one of the "Secret Signals"...

    ...You'll immediately find him expose his heart and mind for you in such a way he never experienced before and he'll recognize you as the one and only woman in the galaxy who has ever truly interested him.

    ReplyDelete
  2. If you're looking to lose kilograms then you absolutely need to try this totally brand new tailor-made keto diet.

    To produce this keto diet, licensed nutritionists, fitness couches, and professional cooks have joined together to provide keto meal plans that are productive, painless, money-efficient, and satisfying.

    Since their first launch in 2019, 1000's of people have already transformed their body and health with the benefits a proper keto diet can give.

    Speaking of benefits: clicking this link, you'll discover 8 scientifically-proven ones provided by the keto diet.

    ReplyDelete